SAMADHI


SAMADHI ATAU KESADARAN AGUNG

Berikut ini akan disampaikan pemahaman tentang samadhi sebagai kesadaran agung yang merupakan tujuan agama hindu yaitu Mokshartham jagadhita ya ca iti dharma sebagai dharma untuk mencapai kebahagiaan dunia dan moksa sebagai kebahagiaan abadi. 

Samadhi atau juga dikenal dengan Moksah adalah penyatuan kesadaran tertinggi yang  manusia dapat capai dalam hidup. Ini adalah tujuan dari perjalanan rohani kita di didunia ini.
Samadhi adalah kembali kepada asal muasal kebagahiaan ilahi. Ketika ribuan mahkota bunga teratai  dari Chakra Sahasrara terbuka dan Jīvātmā larut di dalamnya, tujuan dari perjalanan yang panjang, pengalaman yang maha agung tercapaii, dan kehausan seumur hidup untuk mendapatkan "nektar keabadian" (Amrita) dienuhi. AMARA tattva (atau adi tattva) adalah elemen dari Chakra Sahasrara yang mengubah kesadaran kita mencapai SAT ananda chit, keberadaan kebenaran abadi dan kesadaran kebahagiaan yang abadi.

Bagaimanakah seseorang bisa menggambarkan kesadaran Samadhi? 

Tidak ada lagi individualitas apapun. Kesadaran dan kesadaran diri tetap ada, tapi tidak dalam dualitas sebelumnya "itu milikku" dan "itu adalah milikmu"., tapi mulai sekarang Diri batin terhubung dengan Diri Agung. Ini berarti akhir dari semua masalah dan rasa sakit, akhir penderitaan, kelahiran kembali (reinkarnasi) dan kematian. Kebebasan dalam kebahagiaan yang kekal dan sukacita, ketika atman meninggalkan tubuh maka sang atman larut dalam  kesadaran sepenuhnya dalam Diri Ilahi.

Seperti yang telah diketahui bahwa ada beberapa tingkatan kesadaran  yaitu tidur nyenyak, kesadaran mimpi, kesadaran terbangun atau terjaga, kesadaran tertinggi dan kesadaran kosmis.
Pada puncak dibawah keadaan tertidur nyenyak, kita mengalami keadaan tak sadarkan diri secara mental. Pikiran terbebas dari kegelisahan dan kekhawatiran dan pikiran menikmati istirahat, dan keyamanan yang mendalam dan murni. Tetapi ketika kita terbangun semuanya kembali seperti sebelumnya. Pikiran dan kekhawatiran, situasi kita seperti ini  dan diri kita sendiri tidak berubah sama sekali.

Pada saat kita masuk ke pada tingkat kesadaran tertinggi yaitu SAMADHI. Secara lahiriah seseorang tidak dapat menentukan apakah ia berada dalam Samadhi atau tidak. Orang yang memperhatikan bisa berpikir bahwa orang itu dalam keadaan meditasi, tidur atau bahkan tidak sadar. Seperti tidur serta sensasi fisik seperti panas, dingin, lapar, haus, dll, namun tak ada seorangpun yang dapat menilai bahwa seseorang berada dalam keadaan Samadhi. Keadaan Samadhi, bagaimanapun juga, tidak akan merugikan tubuh ini. Atma setiap saat selalu terhubung ke tubuh badan fisik ini atau badan wadag ini sebagai saksi atas segala sesuatu yang terjadi. Oleh karena itu, setiap saat seseorang dapat kembali ke "kesadaran normal". 

Dalam Yoga Sutra Patanjali nya menjelaskan tiga teknik, praktek dan penguasaan yang akan membawa kita ke keadaan Agung kesadaran - Dharana, Dhyana dan Samadhi.

a.       Yang Pertama  Adalah DHARANA
Dharana berarti berkonsentrasi. Dalam konsentrasi kita mengarahkan kesadaran kita terhadap satu objek (misalnya, Bija Mantra  ) menarik sepenuhnya perhatian pikiran kita dari objek – objek lainya           ( atau objek duniawi). Ini sangat penting kita memfokuskan perhatian kita sepenuhnya pada satu titik.
b.      Yang Kedua adalah Dhyana
Dhyana dikenal dengan nama meditasi. Ini adalah langkah berikutnya setelah konsentrasi. Dimana  "AKU" akan larut dalam objek Meditasi. Ini adalah tahap awal untuk Samadhi. Ketika tubuh dan pikiran dengan secara selaras dan menjadi tenang dan murni,  keadaan meditasi akan terjadi dengan sendirinya - seperti keadaan tidur akan terjadi dengan sendirinya seperti kita tertidur  di malam hari.

 c.       Yang ketiga
Samadhi adalah Kesadaran Agung yang bijaksana, pengetahuan dan obyek pengetahuan bersatu. Saya ingin tahu. Saya adalah kebijakan tersebut. Saya ini adalah pengetahuan. Dengan penyatuan akan terlihat kepastian dan pengalaman  bahwa "Akulah - SO HAM" akan terjadi.
Ketika penyatuan diri dengan jiwa ilhahi ini maka semua kesedihan, semua rasa takut, semua jenis kemalangan (duhkha) akan berakhir sekarang juga, semua karma akan lenyap terbakar oleh api pengetahuan Brahaman ini. Ini adalah Proses Moksha, Pembebasan yang merupakan tujuan dari pelaksanaan YOGA. 

Setelah seseorang mencapai Samadhi atau kesadaran puncak mahkota Sahasrara Cakra, perjalanan belum berakhir, ilmu pengetahuan ini adalah tanpa batas. Justru dalam keadaan ini seseorang telah mengalami fase atau tahap spiritual yang baru dan saat inilah proses yoga yang sebenarnya telah dimulai. Kita tak akan lagi meraba- raba bagaikan orang bhuta, jalan mana yang harus ditempuh, cara mana yang harus ditempuh. Saat berkembang kesadaran dan pengetahuan sehingga tanpa keragu – raguan, dengan kepastian  ini adalah tujuan hidup, ini adalah pengetahuan yang diajarkan oleh veda dimana pengetahuan – pengetahuan ini akan terus mengalir dalam diri kita.
Kesadaran yang begitu jelas dan murni, mampu merasakan getaran Diri sebagai cahaya dan suara. Ini adalah pengalaman yang tak terlupakan mengubah hidup mereka secara fundamental dan permanen. Kita tidak lagi mengidentifikasi diri kita sebagai tubuh, pikiran, perasaan, emosi, posisi kualitas, duniawi atau profesi. Kebahagiaan batin kita tak akan tergoyahkan. Rantai Karma akan larut, dan semua pengikat duniawai akan lenyap. Gyānis Atma sepenuhnya secara sadar akan merasakan kebaradaan Brahman. Kita menemukan seluruh Semesta berada dalam diri kita dan juga mengidentifikasi diri sebagai Cosmos.

Tubuhku adalah seluruh bumi. Kesadaran saya menyebar ke keempat arah. Prana saya adalah energi yang mengalir dalam setiap atom dari alam semesta. Semua elemen di alam semesta adalah elemen saya. Saya tak terbatas. Kesadaran saya adalah (Chidākāsha) mencakup seluruh Cosmos.
Dalam realisasi kesatuan SO HAM (saya adalah itu) semua pertanyaan telah terjawab dan semua keinginan terpenuhi;
Saya bukanlah pikiran ini, kecerdasan, ego atau kesadaran, Maupun Gyana indriyas atau Tattva.
Bentuk saya adalah kesadaran murni dan kebahagiaan mutlak
Saya bukanlah lima Pranas maupun tujuh dhatus, Juga lima Kosa, ​​atau lapisan Karma
Dalam saya tidak ada dualitas, Baik keserakahan atau kecemburuan, kebencian atau tidak marah.
Saya tidak ada hubungannya dengan ilusi ego,
Dan juga aku tidak terikat oleh empat hukum Purushārtha
Aku tak punya dosa atau kebajikan, tidak ada hubungannya dengan kebahagiaan atau kesedihan,
Atau dengan Mantra, ziarah, Veda atau upacara
Aku bukan makanan, maupun yang dipelihara, atau penikmat
Saya Atma, abadi dan yang belum lahir, Waktu, ruang dan kematian tidak memiliki kekuasaan atas diriku
Aku tak punya ayah atau ibu, baik kerabat maupun teman-teman, Tidak ada Guru dan tidak ada siswa
Saya bukanlah keinginan  dan tak berbentuk. Saya ada di semua makhluk hidup
Saya tidak terikat, atau membutuhkan pembebasan
Bentuk saya adalah kebenaran, kesadaran dan kebahagiaan
Aku adalah Sang Atman Kesadaran AGUNG.

Apakah sifat dari kesadaran diri mereka pada kenyataannya dan sebenarnya?
Bagaimana mereka melihat orang lain?
Bagaimana mereka melihat lingkungan mereka?
Pikiran dan emosi apa yang ada dalam kesadaran yang direalisasikan?
Bagaimana mereka hidup di dunia?


Realisasi jiwa hanya dapat diakui dengan mata jiwa. Secara lahiriah Kita terlihat sama persis seperti orang lain. Kita makan, tidur, berbicara, tertawa dan pergi megerjakan tugas-tugas sehari-hari kita sama seperti orang lain. Tetapi dengan refleksi yang lebih mendalam perbedaan itu terlihat. Sebuah sifat damai, semua pemahaman-kebaikan, kemurnian, kemegahan dan memancarkan martabat dari jiwa Brahman di realisasikan atau diwujudkan.

Samadhi dan Moksha (pembebasan) terjadi di Chakra Sahasrara. Ini akan terbuka ketika kita mengikuti salah satu jalan Yoga dengan ketekunan dan pengabdian . Jalan Raja Yoga dengan disiplin dan praktek, jalan Karma Yoga dengan pelayanan tanpa pamrih, jalan Bhakti Yoga dengan pengabdian kepada Brahman, atau jalan Gyana Yoga dengan studi dan pengekangan.
Kita harus mantap dalam jalan ini pada guru dan istadevata yang telah kita pilih janganlah terus menerus merubah keyakinan kita mengenai tujuan kita. Bagaimana kita mencapai puncak gunung jika kita tak mantap dengan jalan kita jika kita hanya berputar – putar saja.

Dalam keadaan kita berpikir: "Aku adalah atma, Akulah Brahman dan tidak perlu seorang Guru. Aku mengetahui semuanya. Saya sempurna dan tanpa kesalahan ". Pikiran seperti ini berasal dari ego dan kecerdasan. Ini Semua  adalah teori murni dan jauh dari kenyataan. Keadaan tersebut bukanlah hanya sekedar pernyataan diri dengan pengaruh ego kita. 

Ada enam hal dalam hidup yang menyebabkan ego dan menyebabkannya untuk berpikir bahwa kita adalah di atas dari segala - galanya dan Mahakuasa – usia muda, kecantikan atau ketampanan, uang, pendidikan, asal etnis dan status sosial. Kita harus berhati-hati terhadap kebanggaan ini, yang menjadikan kita pada pendangkalan spiritual. Ketika kita beruntung menjadi makmur, sehat dan tampan kita harus berterima kasih kepada Brahman atas Rahmatnya dan tidak menjadi sombong dan angkuh.

Jangan pernah lupa bahwa keindahan sejati terletak di dalam diri kita. Tubuh memilki sifat yang mudah berubah - hari ini kita kuat dan sehat, besok mungkin kita akan lemah dan sakit. Kita diizinkan untuk menjadi dan harus senang ketika Brahman memberi kita sarana untuk memenuhi kebutuhan diri dan keluarga kita, ketika Dia memberi kita kemampuan dan bakat dimana kita dapat mencapai posisi terhormat. Kita tidak harus menolak atau melepaskan hal-hal ini, melainkan menerimanya dengan rasa syukur. Serahkan hidupmu pada Tuhan, dan percayalah bahwa Dia akan memberikan kembali kepada Anda sebagai imbalan apa yang terbaik bagi Anda.

Langkah Awal kita untuk mencapai tujuan Moksah, kita harus mensucikan dan memurnikan  Karma kita serta menyucikan ego sehingga Atma dapat terlepas dari lima Kosa yang menyelimutinya dan menghambat kemajuan spiritual. Dalam jalan spiritual  kita kadang-kadang diahadapkan pada keadaan yang sangat rentan dan tidak menyenangkan – bagaikan seekor ular yang sedang berganti kulit. Selama itu ular berganti kulit tak ada yang mampu dilihat, hampir tidak dapat bergerak dan juga tidak bisa makan. Tapi setelah itu ketika terbebas dari selubung tua dan memiliki secara penuh kekuatannya. Dan begitulah, ketika Atma telah membersihkan diri dari semua belenggu dan mencapai Chakra Sahasrara, pada saat itu merasakan cahaya penuh kebenaran.

Sulit untuk menentukan apa yang ada lebih dahulu - benih atau pohon, buah atau Karma. Selamanya, benih telah muncul dari tanaman, dan tanaman berasal dari benih, dalam urutan yang tiada habis-habisnya. Dengan cara yang sama suatu tindakan menghasilkan reaksi karma, dan reaksi ini lagi menyebabkan tindakan. Karma dan samskaras (bekas karma) telah ada sejak awal, telah terkait erat satu sama lain. Tetapi melalui Yoga kita dapat membebaskan diri dari siklus ini, karena - YOGA agni KARMA DAHATI “Api  yoga membakar karma”.

Hanya ketika semua "benih" dari Karma dan Vāsanās (keinginan, keinginan) telah dipanggang dan dibakar dalam "API YOGA" maka tak akan lagi tumbuh. Kemudian melakukan jalan pembebasan bagi para peminat spiritual. Karena sejak saat itu tindakan seseorang tidak menghasilkan samskaras baru, dan karena itu tidak ada efek yang lebih untuk kehidupan selanjutnya. Dengan pengahncuran ego - ketika perbedaan "aku adalah aku" dan "I adalah Anda" tidak ada lagi – demikian juga Sanchitkarma ((Karma dari kehidupan sebelumnya) juga larut dalam pembakaran api yoga.

Tapi Karma pararabdha (Karma yang telah menjadi "matang" dalam kehidupan ini dan sudah mulai bekerja) berbeda. Hal ini terus melepaskan energinya sendiri. Seperti roda yang berputar terus menerus dengan bebas untuk sementara waktu sebelum akhirnya akan terhenti. Dan ini adalah bagaimana pula dengan Karma. Akar  dari kelahiran dan kematian - ketidaktahuan - sebenarnya akan hancur. 

Ketika Brahman memberikan kekayaan  kepada seseorang tidak hanya agar orang tersebut saja bisa menikmatinya, melainkan bahwa kekayaan dibagi dengan orang lain. Siapapun yang telah memperoleh pengetahuan dan pengalaman melalui studi ini agar diberlakukan dalam profesi kita demi  kepentingan orang lain. Demikianlah ketika seseorang telah mencapai Kesadaran Agung dan pengetahuan melalui Samadhi.

Beberapa Yogi menarik diri dari kegiatan masyarakat dan hidup sebagai pertapa jauh dari peradaban. Tapi mereka bekerja secara rohani untuk kepentingan dunia melalui doa dan meditasi. Keberadaan mereka sendiri memberikan berkah bagi dunia. Angin yang menyentuh tubuh seorang Jīvanmukta diisi dengan energi Brahman dan memancar, menyebarkan harmoni, kebahagiaan dan kedamaian di mana-mana angin tersebut menerpa.

Realisasi diri lainnya adalah Seseorang yang telah mencapai samdahi memilih kembali kedunia ini untuk memberikan pengajaran mengenai hakekat kebenaran kepada mahluk hidup.  Untuk membantu orang lain secara mental dan spiritual adalah tugas yang indah. Pada saat yang sama memerlukan pemahaman yang mendalam dan pengetahuan yang komprehensif. Selama kita tidak memiliki wawasan dan pengalaman jiwa sadar kita harus berhati-hati bahwa kita tidak akan tertarik  kembali ke pengaruh Maya saat kita ingin membantu seseorang.

 Mahāprabhujī Bhajan mengatakan: "Anda dirantai oleh Karma dan takdir, tetapi  Seseorang yang mencapai Realisasi Nirbandhana, ia mengembara bebas di dunia ini".
Berikut ini adalah ilustrasi yang sangat jelas: 

Seorang narapidana terbukti bersalah melakukan kejahatan itu menjalani hukuman di penjara. Para Staf dan pengunjung juga berada di gedung yang sama sebagai tahanan, untuk menjalankan tugas khusus mereka - tetapi kehadiran mereka adalah secara sukarela. Orang luar tidak  mengetahui orang-orang nya atau latar belakang mereka, Direktur penjara, petugas atau sipir yang tampaknya berada dalam posisi yang sama seperti tahanan - meskipun ada perbedaan besar antara mereka. Para Staf dan pengunjung bebas datang dan pergi seperti yang mereka inginkan, sedangkan yang lain terkunci untuk tujuan rehabilitasi.

Sama dengan jiwa-jiwa yang dibebaskan hidup di dunia dengan orang-orang masih terpengaruh oleh Karma-umumnya mereka tidak dikenali. Mereka memiliki kemampuan untuk masuk dan berangkat dari berbagai tingkat kesadaran dengan kehendaknya. Bagi mereka dunia fisik hanya satu ruangan di antara begitu banyak  ruang yang mampu mereka kunjungi untuk datang dan pergi seperti yang mereka inginkan. Karena Diri mereka selalu terhubung ke Diri Agung.

Demikianlah penjelasan mengenai Samadhi atau Moksah sebagai kesadaran Agung. Bagaimana jalan untuk mencapainya telah diajarkan dalam agama hindu melalui jalan Bhakti Yoga, Karma Yoga, Jnana Yoga dan Raja Yoga atau dikenal dengan Yoga Sadhana. Pemahaman samadhi ini juga dapat dipahami melalui pemahaman sampainya energi potensi ilahi yang berada di Cakra Muladhara di dekat dubhur melehwati cakra lainnya dan mencapai puncak sahasrara cakra yang terletak di ubun – ubun kepala yang memilki ribuan kelopak bunga teratai.

Samadhi atau Moksah sebagai kesadaran Agung ini bukanlah Surga seperti apa yang orang – orang tanpa jnana itu kejar – kejar. Sekali lagi saya tegaskan bahwa bahwa Moksa ini bukanlah surga, Moksa ini berbeda dengan surga. Moksa bukanlah alam yang penuh dengan kenikmatan indrawi namun kesadaran agung dimana terjadi penyatuan Atman (jati diri) dengan Brahman dimana Atsman terbebas dari pengaruh maya dan kenikmatan serta sensasi Indera - indera. 

Om Semoga apa yang telah disampaikan dapat membuka jalan jnana bagi umat sedharma semua untuk mencapai tujuan hidup Moksartham Jagadhita Ya Ca Iti dharma.

Shanti.



 

Mantra



Mantra
Penyebab kekuatan Mantra.

Sebuah MANTRA Bija (Biji Mantra) ditugaskan di setiap Chakra yang ada dalam tubuh manusia, dan setiap kelopak bunga teratai yang mekar memiliki suku kata Sanskerta yang digambarkan sebagai "penjaga" Chakra tertentu. Ketika kita mengulangi Mantra pada Chakra tersebut dalam meditasi,  kita bersatu dengan kualitas dan energi getaran dari Chakra tersebut dan dengan ini membangkitkan kualitas nya dalam diri kita.

Mantra adalah suku kata, kata atau urutan kata-kata dengan getaran spiritual yang tinggi. Semua elemen dan energi di alam semesta dapat dipengaruhi dan dibimbing oleh mantra. Itulah sebabnya Mantra adalah bantuan terbaik dalam membangkitkan kesadaran aktif.

Ada tiga jenis mantra:
DOA
GURU MANTRA
Bija MANTRA

DOA adalah cara berkomunikasi dengan Brahman.
MANTRA GURU merupakan intisari dari doa, dan jangkar kita pada Brahman, Atma dan Diri Agung. Ini adalah inisiasi pertama yang diberikan oleh Guru kepada murid yang melalui jalan spiritual. Bagaimana kita harus memperlakukan kata-kata dan berkah dari Guru yang digambarkan dalam cerita berikut:
Seorang petani dan seorang pengusaha meminta sebuah Mantra kepada Guru. Guru memberikan masing-masing sebuah kedelai hijau kecil dan berkata: "Aku akan pergi untuk beberapa waktu. Melihat kedelai yang tumbuh dengan baik. Ketika saya datang lagi saya akan mengambilnya kembali dari Anda. Siapa pun bisa memberikannya kembali kepada saya maka akan menerima Mantra, dan orang yang memikirkan atau telah kehilangan tidak akan  menerima apa-apa. "
Pengusaha mengambil kedelai nya, dibungkus dengan hati-hati dalam kapas dan meletakkannya dengan aman sebuah peti kecil yang terkunci. Tapi petani berpikir demikian : "Siapa yang tahu berapa lama Guru akan pergi. Pada saat itu kacang bisa kering atau telah dimakan oleh ngengat "Karena itu persis pada waktunya para petani menabur tanaman, petani menanam kedelai di tersebut ditanah. Segera tunas yang indah tumbuh dan saat panen petani memiliki satu kilo kedelai dari satu biji kedelai. Guru masih belum muncul dan satu  tahun kemudian petani menabur biji kedelai ini lagi. Kali ini ia memanen beberapa ratus kilo, dan setelah tahun ketiga panen memenuhi  sebuah gudang petani.
Akhirnya selama tahun keempat Guru kembali. Kedua murid menyambutnya dengan sukacita. Pengusaha membuka petinya dan ingin menyajikan kedelainya untuk Guru. Hal yang sungguh mengejutkan biji kedelainya  kering keluar belatung di peti. Sebuah ngengat biji-bijian telah menyelinap masuk melalui lubang kunci dan telah meletakkan telurnya. The belatung memakan kacang kedelai dan kemudian mati dalam peti mati. Guru menggelengkan kepalanya dan berkata kepada pebisnis: ". Jadi instruksi saya tidak berarti untu anda"
Dia kemudian beralih ke petani dan bertanya: "Di mana kacang Anda?" Jawab petani: "Guru kedelai yang Anda berikan kepada saya telah tumbuh begitu banyak, saya tidak dapat membawanya ke sini. Ikutlah dengan saya sehingga saya bisa memberikannya kepada Anda "Dia memimpin Guru ke gudang di mana ada kedelai beberapa ton tersebut disimpan. "Anda telah dipahami dengan baik," kata Sang Guru. Dia memberkati dia dan memberinya Mantra.

Mantra adalah "hidup" kata: Ini seperti benih yang tumbuh menjadi pohon yang kuat, bunga, dan menghasilkan banyak buah. Ini berisi kekuatan besar untuk pengayaan dalam dirinya sendiri – Hanya jika murid selalu membawa dalam pikiran dan praktek sehari-hari. Praktek terus menerus dari Mantra memurnikan kesadaran dan pikiran, dan menghapus Karma dalam banyak cara yang sama seperti terus-menerus berjalan di atas rumput liar di jalan menghancurkan mereka. Hanya mereka yang terus bekerja dengan hadiah dari Guru yang mampu memanen buahnya. Jika hanya singkirkan dan "disimpan" itu layu seperti bunga tanpa air.

Getaran yang lebih halus dari MANTRA Bija membentuk inti dari Mantra Guru. Mantra Bija adalah getaran dan "panggilan" dari jiwa. Efeknya berkembang lebih mudah dalam meditasi yang mendalam. Seperti bekerja pada tingkat astral,  itu akan  membimbing dan mempengaruhi jalannya takdir kita. Hal ini tidak biasa karena dapat muncul pada pandangan pertama. Mantra adalah getaran, suara. Pengujian telah menunjukkan bahwa suara-suara tertentu merangsang pertumbuhan tanaman dan bahkan dapat menyembuhkan penyakit. Hal ini menunjukkan bahwa energi vibrasi mempengaruhi Tattva (unsur halus).

Mantra spiritual umumnya ditulis dalam bahasa Sansekerta dan memainkan peran penting dalam kebangkitan dari Chakra Chakra. Alasan ini membawa kita untuk kembali ke awal penciptaan. Deva Shiva, dirinya, ditransmisikan dalam bahasa Sanskerta untuk manusia dan suara yang juga dikenal sebagai "Devas". Kata "Deva" memiliki tiga makna: Tuhan, pelindung (atau malaikat pelindung) dan getaran kosmik. Shiva membawa Deva turun ke bumi dalam bentuk Sastra, dan ini alas an mengapa karakter dari bahasa Sansekerta disebut Devanagari, "warga Tuhan".

Sansekerta tidak hanya "berbicara", itu melantunkan dan rangkai dalam cara yang sangat khusus. Sayangnya, saat ini pengetahuan ini sebagian besar telah hilang. Dalam bahasa Sansekerta ada lima puluh dua huruf, jumlah yang sama seperti tingkat (Lokas) yang ada di Alam semesta. Tingkat ini juga bahasa Sanskerta ada dalam diri kita karena itu merupakan kunci untuk dunia batin kita. Dalam meditasi ketika kita terbenam dalam lingkup kosmik kita kadang-kadang merasakan huruf Sansekerta yang sesuai dan mantra dan merasakan Tattva dan kualitas yang terkait dengan mereka.

Getaran dapat terdengar atau tidak terdengar. Misalnya, pikiran dan perasaan yang dihitung sebagai getaran tanpa suara. Ini adalah tidak mengurangi efektif dari kata yang diucapkan. Sebaliknya. Setelah kematian jiwa dipandu pada tingkat astral oleh getaran spiritual yang tak terlihat dan tak terdengar. Getaran Mantra memimpin jiwa langsung menuju cahaya realisasi.

Seorang Guru hanya pernah melewati MANTRA GURU (atau Siddha MANTRA) kepada yang lain sesuai dengan tradisi penghormatan murid kepada guru yang kuno. Ia tidak bertindak seperti formula yang sugesti, seperti "Saya baik – baik saja", "Saya merasakan kehadiran Brahman" atau "Ada kedamaian dalam diri saya", yang hanya berfungsi untuk menenangkan pikiran. Sebaliknya, sebuah Mantra Siddha bekerja sedemikian rupa sehingga kekuatan spiritual yang terkandung dalam getaran dari kata atau kata-kata diwujudkan dalam diri kita.

Bagaimana kita bisa mengelola tanpa kata-kata?
Kami memberi dan menerima melalui kata-kata,
Berbicara memahami dan membedakan melalui kata-kata.
Acuh tak acuh terhadap mana kita sendiri pergi,
Kita tidak bisa lepas dari kata-kata.
Kata-kata membawa kita bersama-sama,
Kata-kata memberi kita pengetahuan.
Melalui kata-kata (Mantra) kita dibebaskan.
Melalui kata-kata, kita mengenal yang Agung dan ilusi.
Swami Shivananda mengatakan:
Bhagwan Sri Dip Mahāprabhujī telah ditransmisikan kata ilahi kepada saya
Firman-Nya menemani saya di seberang lautan.

Bhajan oleh Sri Swami Shivananda dari buku "Lila Amrit"


Mantra ini terinternalisasi dalam lima tahap:
LIKHITA - melalui tulisan
VAIKHARĪ - melalui berbicara
UPĀMSHU - melalui berbisik
Manasa - melalui berpikir
AJAPĀ - melalui pengulangan batin terganggu.

Sebuah Mantra spiritual selalu mengandung kata OM dan nama inkarnasi Brahman. Nama ini penuh makna. Ia memiliki kekuatan spiritual yang lebih besar dari orang. Ada sebuah kisah dalam Ramayana yang menggambarkan hal ini dengan jelas.
Ketika Yang Agung Sri Rama dan pembantunya mencapai laut antara India dan Sri Lanka dalam pencarian istrinya yang diculik Rama yaitu Sita, tanpak sebuah jalan tidak mungkin dilalui karena tidak ada seorang mampu berenang atau sebuah jembatan yang tersedia. Tapi pengikut setia Rama, Hanuman, mengatakan: "Brahman kami akan membangun persimpangan dengan nama Anda."

Dia mengambil batu, menulis RAM kata Sansekerta di atasnya dan melemparkannya ke dalam air. Ajaibnya batu – batunya  tidak tenggelam, namun mengapung di permukaan air. Yang lain mengikuti jejaknya dan mulai melempar batu dengan nama Lord Rama mereka ke dalam air, dengan cara ini membentuk sebuah jembatan batu apung.

Lord Rama juga ingin membantu dan melemparkan batu ke dalam air. Tapi batu itu tidak mengapung, tenggelam!  Sebuah percobaan kedua juga tidak berhasil. Semua batu yang rama melemparkan ke dalam air tenggelam ke bawah, sedangkan batu pengikutnya mengapung di permukaan. Bingung, Rama berpaling ke Hanuman: "Katakan padaku, kenapa batu yang Anda lemparkan tetap di permukaan dan batu saya tenggelam?": "Itu sejelas siang hari. Anda sendiri, telah mengajarkan kepada kita bahwa orang-orang yang Brahman ijinkan  untuk jatuh pasti  terjadi. Oleh karena itu, segala sesuatu yang Anda buang tenggelam ke dasar. Tapi kita bertindak dengan kepercayaan yang penuh kepada Anda sehingga keajaiban ini terjadi melalui kekuatan namamu. "

Kisah ini menggambarkan bahwa memang ada kekuatan ajaib dalam nama Brahman berulang-ulang dalam Mantra, yang membuat segala sesuatu yang mungkin

पेम्बगियन Veda

Pembagian Veda

Rig Veda
Sama Veda
Yajur Veda
... Atharva Veda
Bhagavad Gita
Shiksha
Shamana Shiksha
Vyali Shiksha
Svaravyanjana Shiksha
Shaishiriya Shiksha
Vyasa Shiksha
Charayaniya Shiksha
Atreya Shiksha
Vasishtha Shiksha
Paniniya Shiksha
Lakshmikanta Shiksha
Parashari Shiksha
Padyatmika Keshavi Shiksha
Shaishiriya Shiksha
Katyayani Shiksha
Varnaratnapradipika Shiksha
Madhyandina Shikisha
Mandavya Shiksha
Vasishthi Shiksha
Yagyavalkya Shiksha
Mallasharma Shiksha
Amoghanandini Shiksha
Avasananirnaya Shiksha
Siddhanta Shiksha
Apishali Shiksha
Sarvasammata Shiksha
Aranya Shiksha
Shambhu Shiksha
Kalanirnaya Shiksha
Bharadvaja Shiksha
Kauhaliya Shiksha
Pari Shiksha
Shodashashloki Shiksha
Manduki Shiksha
Naradiya Shiksha
Gautami Shiksha
Lomashi Shiksha
Kaundinya Shiksha
Atharvavediya Dantyoshthavidhi
Padachandrika
Kalpa
Grihya sUtra
Apastamba Grihya Sutra
Vaikhanasa Grihya Sutram
Bharadvaja Grihya Sutra
Ashvalayana Grihya Sutra
Drahyayana
Kaushitaka Grihya Sutra
Kauthuma Grihya Sutra
Manava Grihya Sutra
Paraskara Grihya Sutra
Varaha Grihya Sutra
Hiranyakeshi Grihya Sutra
Kathaka Grihya Sutra (Laugakshi)
Gobhila Grihya Sutra
Jaimini Grihya Sutram
Shankhayana Grihya Sutra
Kaushika Sutram
Bodhayana Grihya Sutram
Agniveshya Grihya Sutram
Grihya Sutram
shrauta sUtra
Apastamba Shrauta Sutra
Shankhayana Shrauta Sutra
Vaitana Shrauta Sutra
Mashaka Shrauta Sutra
Vadhula Shrauta Sutra
Manava Shrauta Sutra
Bharadvaja Shrauta Sutra
Drahyayana Shrauta Sutra
Latyayana Shrauta Sutra
Varaha Shrauta Sutra
Katyayana Shrauta Sutra
Kathaka Shrauta Sutra
Ashvalayana Shrauta Sutra
Jaiminiya Shrauta Sutra
Nidana Shrauta Sutra
Baudhayana Shrauta Sutra
Vaikahanasa Shrauta Sutra
Hiranyakeshi Shrauta Sutra
shulbA sUtra
Apastamba Shulba Sutra
Baudhayana Shulba Sutra
Katyayana Shulba Sutra
Manava Shulba Sutra
Hiranyakeshi Shulba Sutra
Kathaka Shulba Sutra
Varaha Shulba Sutra
Vadhula Shulba Sutra
dharma sUtra
Apastamba Dharma Sutra
Baudhayana Dharma Sutra
Gautama Dharma Sutra
Vaikanasa Dharma Sutra
Vishnu Dharma Sutra
Vasishtha Dharma Sutra
Hiranyakeshi_Dharma_Sutra
Vyakaran
Maharshi pANini's aShTAdhyAyI
Jyotish
Brihat Parashara Hora Shastra
Muhurtachintamani
Surya Siddhanta
Shatpanchahika
Chhand
Pingala Chhandahsutra
Nirukt
Six darshanas (nyAya, vaisheShika, sAN~khya, yoga, karma mimA.nsA, vedAnta)
Nyaya darshanam
Vaisheshika darshanam
Samkhya darshanam
Yoga darshanam
shRimad bhagavd gItA
shiva sUtra
shiva samhitA
vij~nAna bhairava
Karma Mimansa darshanam
Vedanta darshanam
Gandharva Veda
Sangita Ratnakar of Sharangdeva
Dhanur Veda
vAsiShTha dhanurveda
shiva dhanurveda of Maharshi Sharngadhara
nIti prakAshikA of Maharshi vaishampAyana
Sthapatya Veda
Mayamatam
Manasara
Vishvakarma Vastu Shastra
Manushyalaya Chandrika
Asumadheda Vastu Shastra
Mula Agamas
Kamikagama
Karanagama
Ajitagama
Diptagama
Sukshmagama
Svayambhuvagama
Rauravagama
Makutagama
Chandrajnanagama
Parameshvaragama
Kiranagama
Amshumadbheda Vastu Shastra
Viragama
Dan masih banyak lagi
Kashyap Samhita
Sutrasthanam
Vimanasthanam
Sharirasthanam
Indriyasthanam
Chikitassthanam
Siddhisthanam
Kalpasthanam
Khilasthanam
Bhela Samhita
Kalpasthanam
Chikitsasthanam
Indriyasthanam
Sharirasthanam
Vimanasthanam
Nidanasthanam
Sutrasthanam
Siddhisthanam
Harita Samhita
Prathamasthanam
Dvitiyasthanam
Chikitsasthanam
Sutrasthanam
Kalpasthanam
Sharirasthanam
Charak Samhita
Vimanasthanam
Sharirasthanam
Chikitsasthanam
Indriyasthanam
Nidanasthanam
Siddhisthanam
Sutrasthanam
Chikitsasthanam
Kalpasthanam
Sushrut Samhita
Nidanasthanam
Sutrasthanam
Sharirasthanam
Chikitsasthanam
Kalpasthanam
Uttarasthanam
Vagbhatt Samhita
Sutrasthanam
Nidanasthanam
Sharirasthanam
Chikitsasthanam
Kalpasthanam
Uttarasthanam
Bhava-Prakash Samhita
Madhya Khandam
Uttara Khandam
Purva Khandam
Bhava Prakash Nigantu
Sharngadhara Samhita
Prathama Khanda
Madhyama Khanda
Uttara Khanda
Parishishtam Khanda
Madhav Nidan Samhita
Upanishad (15 major)
Isha Upanishad Īsa, (ŚYV, Mukhya) "The Inner Ruler"
Kena (SV, Mukhya) "Who moves the world?"
Katha (KYV, Mukhya) "Death as Teacher"
Praśna, (AV, Mukhya) "The Breath of Life"
Muṇḍaka (AV, Mukhya) "Two modes of Knowing"
Māṇḍūkya (AV, Mukhya) "Consciousness and its phases"
Taittirīya (KYV, Mukhya) "From Food to Joy"
Aitareya, (ṚV Mukhya) "The Microcosm of Man"
Chāndogya (SV, Mukhya) "Song and Sacrifice"
Bṛhadāraṇyaka (ŚYV, Mukhya)
Brahma (KYV, Sannyasa)
Kaivalya (KYV, Shaiva)[3]
Jābāla (ŚYV, Sannyasa)
Śvetāśvatara (KYV, Sannyasa) "The Faces of God"
Haṃsa (ŚYV, Yoga)
Āruṇeya (SV, Sannyasa)
Garbha (KYV, Sannyasa)
Nārāyaṇa (KYV, Vaishnava)
Paramahaṃsa (ŚYV, Sannyasa)
Amṛtabindu (KYV, Yoga)
Amṛtanāda (KYV, Yoga)
Śira (AV, Shaiva)
Atharvaśikha (AV, Shaiva)
Maitrāyaṇi (SV, Sannyasa)
Kauśītāki (ṚV, Samanya)
Bṛhajjābāla (AV, Shaiva)
Nṛsiṃhatāpanī (AV, Vaishnava)
Kālāgnirudra (KYV, Shaiva)
Maitreyi (SV, Sannyasa)
Subāla (ŚYV, Samanya)
Kṣurika (KYV, Yoga)
Mantrika (ŚYV, Samanya)
Sarvasāra (KYV, Samanya)
Nirālamba (ŚYV, Samanya)
Śukarahasya (KYV, Samanya)
Vajrasūchi (SV, Samanya)
Tejobindu (KYV, Sannyasa)
Nādabindu (ṚV, Yoga) [4]
Dhyānabindu (KYV, Yoga)
Brahmavidyā (KYV, Yoga)
Yogatattva (KYV, Yoga)
Ātmabodha (ṚV, Samanya)
Parivrāt (Nāradaparivrājaka) (AV, Sannyasa)
Triśikhi (ŚYV, Yoga)
Sītā (AV, Shakta)
Yogachūḍāmaṇi (SV, Yoga)
Nirvāṇa (ṚV, Sannyasa)
Maṇḍalabrāhmaṇa (ŚYV, Yoga)
Dakṣiṇāmūrti (KYV, Shaiva)
Śarabha (AV, Shaiva)
Skanda (Tripāḍvibhūṭi) (KYV, Samanya)
Mahānārāyaṇa (AV, Vaishnava)
Advayatāraka (ŚYV, Sannyasa)
Rāmarahasya (AV, Vaishnava)
Rāmatāpaṇi (AV, Vaishnava)
Vāsudeva (SV, Vaishnava)
Mudgala (ṚV, Samanya)
Śāṇḍilya (AV, Yoga)
Paiṅgala (ŚYV, Samanya)
Bhikṣu (ŚYV, Sannyasa)
Mahad (SV, Samanya)
Śārīraka (KYV, Samanya)
Yogaśikhā (KYV Yoga)
Turīyātīta (ŚYV, Sannyasa)
Sannyāsa (SV, Sannyasa)
Paramahaṃsaparivrājaka (AV, Sannyasa)
Akṣamālika (Mālika) (ṚV, Shaiva)
Avyakta (SV, Vaishnava)
Ekākṣara (KYV, Samanya)
Annapūrṇa (AV, Shakta)
Sūrya (AV, Samanya)
Akṣi (KYV, Samanya)
Adhyātmā (ŚYV, Samanya)
Kuṇḍika (SV, Sannyasa)
Sāvitrī (SV, Samanya)
Ātmā (AV, Samanya)
Pāśupata (AV, Yoga)
Parabrahma (AV, Sannyasa)
Avadhūta (KYV, Sannyasa)
Devī (AV, Shakta)
Tripurātapani (AV, Shakta)
Tripura (ṚV, Shakta)
Kaṭharudra (KYV, Sannyasa)
Bhāvana (AV, Shakta)
Rudrahṛdaya (KYV, Shaiva)
Yogakuṇḍalini (KYV, Yoga)
Bhasma (AV, Shaiva)
Rudrākṣa (SV, Shaiva)
Gaṇapati (AV, Shaiva)
Darśana (SV, Yoga)
Tārasāra (ŚYV, Vaishnava)
Mahāvākya (AV, Yoga)
Pañcabrahma (KYV, Shaiva)
Prāṇāgnihotra (KYV, Samanya)
Gopālatāpani (AV, Vaishnava)
Kṛṣṇa (AV, Vaishnava)
Yājñavalkya (ŚYV, Sannyasa)
Varāha (KYV, Sannyasa)
Śāṭyāyani (ŚYV, Sannyasa)
Hayagrīva (AV, Vaishnava)
Dattātreya (AV, Vaishnava)
Gāruḍa (AV, Vaishnava)
Kali-Saṇṭāraṇa (Kali) (KYV, Vaishnava)
Jābāla (SV, Shaiva)
Saubhāgya (ṚV, Shakta)
Sarasvatīrahasya (KYV, Shakta)
Bahvṛca (ṚV, Shakta)
Muktika (ŚYV, Samanya)

Aranyak
Aitareya Aranyaka belongs to the Shakala Shakha of Rigveda
Kaushitaki Aranyaka belongs to the Kaushitaki and Shankhayana Shakhas of Rigveda
Taittiriya Aranyaka belongs to the Taittiriya Shakha of Krishna-Yajurveda
Katha Aranyaka belongs to the Katha-Charaka Shakha of the Krishna-Yajurveda
Maitrayaniya Aranyaka belongs to the Maitrayaniya Shakha of Krishna-Yajurveda
Talavakara Aranyaka belongs to the Talavakara or Jaiminiya Shakha of Samaveda
Shankhayana Aranyaka
Aranyaka Samhita The Purvarchika of the Samaveda Samhitas have a section called the 'Aranyaka Samhita' on which the Aranyagana Samans are sung.
Charaka Aranyaka is virtually identical with the Maitrayaniya Aranyaka.
Brihad-Aranyaka in the Madhyandina and the Kanva versions. The M version has 8 sections, of which the last 6 are termed as the Brihadaranyaka Upanishad.
Kathaka Aranyaka
Brahmana

Rigveda
Shakala shakha: Aitareya Brahmana (AB)
Bashkala shakha: Kaushitaki Brahmana (KS)
Tandya Brahmana

Samaveda
Kauthuma: PB, SadvB
Jayminiya: Jayminiya Brahmana (JB)
Tandyamaha or Pancavimsa Brahmana
Sadvimsa Brahmana
Samavidhana Brahmana
Arseya Brahmana
Devatadhyaya or Daivata Brahmana
Mantra or Chandogya Brahmana
Samhitopanisad Brahmana
Vamsa Brahmana
Jayminiya Arseya Brahmana
Jayminiya Upanisad Brahmana

Yajurveda

Kathaka Brahmana
Krishna: the Brahmanas are integrated into the samhitas:
Maitrayani (MS)
Carakakatha (CS)
Kapisthalakatha (KS)
Taittiriya (TS). The Taittiriya school has an additional Taittiriya Brahmana (TB)

Shukla
Vajasaneyi Madhyandina: Shatapatha Brahmana, Madhyadina recension (ShB)
Kanva: Shatapatha Brahmana, Kanva recension (ShBK)

Atharvaveda

Paippalada: Gopatha Brahmana
Smriti
Smriti
Angirasa Smriti
Vyasa Smriti
Apastamba Smriti
Daksha Smriti
Vishnu Smriti
Yagyavalkya Smriti
Likhita Smriti
Shankha Smriti
Brihaspati Smriti
Atri Smriti
Katyayana Smriti
Parashara Smriti
Manu Smriti
Aushanasa_Smriti
Harita Smriti
Gautama Smriti
Yama Smriti
Samvartta Smriti
Upasmriti
Kashyapa Smriti
PulastyaSmriti
Vishvamitra Smriti
Devala Smriti
Markandeya Smriti
Ashvalayana Smriti
Narayana Smriti
Bharadvaja Smriti
Vyaghrapada Smriti
Dalbhya Smriti
Prajapati Smriti
Shatatapa Smriti
Baudhayana Smriti
Lohita Smriti
Rishyashringa Smriti
MahaPurana
Agni (15,400 verses)
Bhagavata (18,000 verses). The most celebrated and popular of the Puranas. It is concerned with Vishnu Bhakti, telling of the exploits and deeds of Vishnu's Avataras. Its tenth canto (its longest) narrates the deeds of Krishna and, probably for the first time in Sanskrit, tells of his exploits as a child, a theme later elaborated by many Bhakti movements.
Bhavishya (14,500 verses)
Brahma (24,000 verses)
Brahmanda (12,000 verses; includes Lalita Sahasranamam, a text some Hindus recite as prayer)
Brahmavaivarta (18,000 verses)
Garuda (19,000 verses)
Harivamsa (16,000 verses; more often considered itihāsa)
Kurma (17,000 verses)
Linga (11,000 verses)
Markandeya (9,000 verses; includes Devi Mahatmyam, an important text for Shaktas)
Matsya (14,000 verses)
Narada (25,000 verses)
Padma (55,000 verses)
Shiva (24,000 verses)
Skanda (81,100 verses), probably the longest of all, containing parables, legends and stories, with multiple versions and recensions. Many untraced quotes from a Purana are conveniently attributed to this Purana.
Vamana (10,000 verses)
Varaha (10,000 verses)
Vayu (24,000 verses)
Vishnu (23,000 verses)

UpaPurana
Bhargava,
Brihan-Narada
Devi Bhagavata Purana
Durvasa
Ganesa,
Hamsa.
Kalika/kalki Purana
Kapila Purana
Manu
Marichi
Mudgala,
Nandi Purana
Narasimhia Purana
Nilamata Purana
Parashara Purana
Samba Purana
Sanat-kumara,
Saura Purana
Shivadharma
Siva-rahasya,
Surya,
Usanas
Vamana,
Varuna,
Vashishtha Lainga’s Mahesvara
Vishnudharma
Devata Stotras
Stotras for the pancha mahAdevatas
Vishnu: Achyutashtakam
Shiva : Lingashtakam
Ganapati: Sankashtanashana Ganapati Stotram
Surya: Surya Mandala Ashtakam
Devi: Lakshmi Ashtakam
Sahasranama Stotra for the pancha mahAdevatas
Vishnu Sahasranama
Shiva Sahasranama
Ganapati Sahasranama
Surya Sahasranama
Lakshmi Sahasranama
Additional Stotras
Vishnu Ashtottara Shatnamavali
Rama Sahasranama
Guru Gita
Durga Saptashati
Ganga Sahasranama
Ganga Ashtak Stotram
Gayatri Sahasranama
Gayatri Ashtakam
Lalita Sahasranama
Sarasvati Sahasranama
Sarasvati Ashtakam
Durga Sahasranama
Durgashtakam
Hanumat Stavan
Achyutashtakam
Lingashtakam
Maha Lakshmi Ashtakam
Vishnu Sahasranama
Sankashtanashana Ganapati Stotram
Shiva Sahasranama
Mahaganapati Sahasranama Stotram
Surya Sahasranama
Shri Mahalakshmi Sahasranama Stotram
Vishnu Ashtottara Shatanamavali Stotram
Surya Mandala Ashtakam
Itihas
Ramayana (Valmiki)
Mahabharata
Rk Veda Pratishakhya
Shukl-Yajur-Veda Pratishakhya
Atharva Veda Pratishakhya
Sama Veda Pratishakhya (Pushpa Sutram)
Krishna-Yajur-Veda Pratishakhya (Taittiriya)
Atharva Veda Pratishakhya (ChaturadhyayiP

Resep Masakan Vegetarian

Resep Masakan Vegetarian

(Ala Ashram Shanti-Griya)

Masakan Vegetarian berarti masakan satvik yang tidak mengandung unsure hewani baik dalam bentuk daging, ikan, sea-food (yang bernyawa), minyak yang terbuat dari berbagai unsure hewani, serta vietsin. Vietsin atau penyedap masakan dibuat dari unsure daging sapi maupun hewani. Pengganti vietsin yang tradisional adalah sedikit gula dicampur lada putih (bubuk) dan garam secukupnya. Ini untuk makanan cina, makanan Indian dan Indonesia sebenarnya tidak memerlukan penyedap artificial ini, karena alam kita telah menyediakan rempah-rempah dalam jumlah yang melimpah. Perhatikan bumbu seperti royco, dsb mengandung bahan-bahan artificial ini, juga sewaktu menggunakan keju harap diperiksa bagian komposisinya apakah mengandung rennet (ekstrak anak sapi (dari usus). Hanya sedikit keju di Indonesia yang murni tanpa rennet. Telur tidak dipergunakan sama sekali karena setengah berjiwa. Yang disebut telur vegetarian adalah bohong dan sebaiknya tidak disajikan di dalam bentuk makan yang bersifat satvik. Susu, yogurt dan keju non rennet amat dianjurkan di dalam setiap ajaran dharma, karena merupakan anugerah dari bunda sapi kepada umat manusia. Itulah sebabnya umat dharma tidak mengkonsumsi daging maupun bagian-bagian tubuh sapi, kerbau, banteng dan sejenisnya, karena kontribusi hewan ini kepada umat manusia semenjak masa yang amat silam. Di dalam menu vegetarian, diperbolehkan menggunakan daging sintetis, yang terbuat dari tepung seperti gluten, mockduck kalengan, dsb. Protein juga sangat baik untuk dipergunakan sebagai daging sintentis dan mudah didapatkan di berbagai supermarket besar. Rumput laut dan tumbuh-tumbuhan seperti umbi, bunga dan berbagai akar, dsb dapat juga digunakan, sesuai tradisi lama di dalam berbagai kebudayaan berbagai bangsa-bangsa di dunia ini. Manfaat vegetarian tidak dapat diragukan lagi, dunia barat telah merintis pertahanan kesehatan tubuh masyarakat dengan menganjurkan untuk kembali ke alam (back to nature) Silakan menikmati resep-resep Shantigriya ini.


Berbagai jeni nasi



Nasi merah (brown rice)

Campurlah ¾ beras putih jenis apa saja dengan ¼ beras merah. Sesuaikan dengan takaran yang diperlukan. Sebaiknya beras-beras ini tidak dicuci, namun air cucian sekaligus dimasak setelah dibersihkan dari kotoran-kotorannya. Menanak nasi secara ini memakan waktu sedikit agak lama.


Nasi Ketela

Campurkan beras putih dengan ketela yang diiris kecil-kecil. Ketela sebaiknya dikukus dulu setengan matag, kemudian dicampur dengan beras, baru kemudian sama-sama ditanak. Takar sesuai dengan selera misalnya ¼ atau 1/5 ketela sisanya beras, dsb. Tambahkan sedikit pewangi seperti vanilla, atau daun pandan, bahkan tambahkan seiris jahe kecil di air kukusan. Sedikit garam dapat diberikan untuk menetralisir ketela.



Nasi Uduk ala Shanthi Griya

Beras putih plus santan secukupnya, ditambah seluruh parutan kelapa dikukus seperti mengkukus nasi uduk biasa, tambahkan daun pandan secukupnya.


Nasi Kuning ala Shantigriya

Beras dicampur ulekan kunyit, jahe sedikit cabe merah, garam, lada (merica bubuk) dicampur santan dan parutan kelapanya. Dkukus seperti memasak nasi uduk biasa.


Nasi kare ala Shantigriya

Beras secukupnya dicampur bumbu-bumbu yang diulek secara rata. Takaran bumbu diatur sesuai dengan selera, dan terdiri dari tomat, bawang putih, bawang merah, cabe merah buang biji, namun bawang merah iris harus digoreng ( sangria dulu), kemudian dicampurkan dengan bumbu-bumbu ini, kemudian diulek menyatu. Campurkan beras dan bumbu-bumbu ini kemudian ditanak, tambahkan bumbu kare kalau perlu (kare powder India atau Indonesia). Sewaktu nasi setengah kecil kayu manis, tambahkan beberapa biji pala, biji cengkeh, sebatang kecil kayu manis, beberapa lembar daun jeruk.


Nasi Kare Sayur

Seluruh adukan diatas ditambah dengan irisan-irisan kecil jamur, wortel, buncis dan kentang secukupnya. Dalam hal ini jumlah ditambah sekitar 15 persen.


Nasi Kare Sintetis

Sama dengan di atas, namun sayuran dapat diganti dengan irisan daging sintetis atau pun protein. Bisa juga sayuran dan daging sintetis dicampur menjadi santapan yang lengkap. Disajikan dengan acar timun.


Nasi Kichni

Beras secukupnya dicampur dengan kacang hijau, kacang hijau sebaiknya dihancurkan menjadi belahan-belahan kecil, kemudian tambahkan sedikit jintan dan kapulaga yang dikupas.


Nasi goreng Shantigriya

Siapkan nasi putih secukupnya, sebakiknya yang sudah dingin. Siapkan bumbu seperti irisan cabe merah buang biji tipis-tipis, irisan bawang putih, irisan batang prei (daun bawang), garam lada, kemudian siapkan irisan sayu-sayuran seperti wortel, bawang Bombay, cabe paprika hijau atau merah, jamur, kacang arcis (gren peas). Pertama-tama panaskan minyak sayur secukupnya, kemudian sangria seluruh bumbu dan sayuran sekaligus kecuali daun prei. Sangrai setengah matang di api besar selama satu menit kemudian masukan nasi secukupnya dan aduk hingga rata. Kecilkan api kemudian tambahan kecap manis dan asin (atau garam) secukupnya, aduk sampai rata, besarkan api, tambahkan sedikit lada putih (merica bubuk) dan irisan batang prei ( bagian putih saja, tanpa daun hijaunya), aduk tambahkan sesendok margarine dan langsung angkat.


Nasi goreng tomat

Sama dengan di atas, namun tanpa batang prei. Cabe merah, bawang putih, merah, sedikit jahe tomat atau sos tomat diulek, kemudian disangrai dan diperlakukan sama dengan diatas.



Nasi goreng mentega

Campurkan nasi dengan bumbu-bumbu seperti berikut ini. Larutkan margarine secukupnya, sedikit garam, dan irisan cabe atau paprika merah dan jamur kecil-kecil, ukuran kira-kira setengah senti. Masukkan nasi ke larutan margarin, setelah matang campuran cabe atau paprika dan irisan jamur, tambahkan sedikit bubuk lada putih dan sedikit kecap asin kalau perlu. Untuk menambah. Aroma tambahkan angciu (arak masak) sedikit. Arak yang terbuat dari tumbuh-tumbahan diperbolehkan di ashram kami.


Cah (Sayuran) asam –manis

Sediakan irisan sayur mayur seperti jamur, bawang Bombay, timun, nanas sedikit, cabe merah paprika (atau yang hijau), sedikit daun sawi hijau atau putih. Sediakan juga irisan cabe merah buang biji secukupnya dengan irisan bawang putih dan jahe sesuai selera. Sediakan air kanji sebagai pengental secukupnya. Boleh ditambah dengan daging sintentis yang digoreng dengan tepung sebelumnya. Siapkan irisan daun prei kira-kira dua senti diiris miring, lada garam, gula satu sendok the, air untuk kuah secukupnya.



Panaskan margarine secukupnya hingga larut, tambahkan segera seluruh sayur-sayuran dan daging sintetis. Besarkan api., tumios sehingga setengah matang. Tetes minyak wijen (kalau ada), tumis sampai setengan matang. Kemudian tambahkan irisan daun prei miring , tambahkan sari jeruk limau di atasnya secukupnya saja.


Cah Sos tiram vegetarian

Sama dengan di atas, namun sos tomat dan kecap diganti sos tiram vegetarian ( banyak terdapat di super market besar)



Mun Tahu

Sediakan tahu cina atau tahu jepang (bulat) secukupnya. Larutkan sedikit margarine, kemudian campurkan tahu ini dan aduk-aduk sehingga pecah-pecah. Tambahkan air untuk kuah sedikit, sebelumnya tambahakan jamur dan wortel yang diiris tipis-tipis. Kemudian tambahkan sedikit gula, garam , bubuk lada putih atau hitam secukupnya pula iriskan bawang putih sedikit. Tambahkan air kanji sedikit untuk mengentalkan kuah. Sebelum diangkat tambahkan irisan daun prei dan seledri iris tipis-tipis. (Boleh tambah angciu, atau minyak wijen sedikit sebagai penyedap).



Bistik Tahu

Tahu Cina atau Tahu bulat Jepang diiris tipis-tipis, goreng dengan sedikit tepung yang telah dibumbui sedikit garam dan lada bubuk. Kalau tahu jepang sebaiknya digoreng tanpa tepung, diiris bulat-bulat agak tebal (1 cm). Tambahkan sedikit margarine pada minya. Rebus irisan buncis dan wortel, yang diiris memanjang sekitar 2.5 cm. Susun di atas piring seperti berikut :

Lapisan bawah daun slada segar mengitari piring, kemudian di tengah-tengah letakkan rebusan wortel, buncis dan gorengan kentang. Di atasnya letakkan tahu goreng tersebut di atas, kemudian tambahkan irisan bulut-bulat tomat di mangkuk samping atau dapat juga langsung disiramkan k eatas hiasan sayuran ini

Cara membuat saus tomat : Air secukupnya direbus dengan bawang putih secukupnya, dicampur sos tomat botolan, gula, garam, lada secukupnya, tambahkan air kanji dan sedikit ulekan jahe sebahai pengental dan penyedap. Di atas tambahkan daun prei (bawang putih saja) yang diiris tipis-tipis seperti rambut kira-kira 2 senti panjangnya)


Sapo Tahu

Sama dengan mun tahu di atas, namun kuahnya sedikit sekali. Tambahkan Vegetarian oyster saus (sos tiram) secukupnya plus minyak wijen beberapa tetes, dan cabe iris-iris tipis secukupnya.


Sate Jamur

Sediakan jamur merang atau jamur kancing. Jamur merang tidak perlu dipotong namun kalau jamur kancing sebaiknya bagi dua atau empat. Potongan jamur (atau bulatan jamur) ini kemudian ditumis matang dengan ulekan bumbu-bumbu di bawah ini : Ulek bawang merah, bawang putih, jahe lengkuas parut, cabe merah sedikit. Tumis jamur dan bumbu ulek ini, tambahkan garam tusukan sate) kira-kira 5 s/d 7 jamur satu tusukan, dan atur di atas piring . Tambahkan bumbu pecel (tanpa trasi) yang telah dimasak dengan air panas. Di atas sajikan ini tambahkan irisan kecil-kecil cabe rawit dan bawang merah mentah secukupnya. Kemudian tambahkan sari jeruk atau jeruk nipis (Lemon juga mentah). Tambahkan sedikit kecap manis kalau perlu



Sebaiknya bumbu sate disajikan sesuai dengan selera daerah masing-masing, seandainya bumbu pecel tanpa trasi tidak tersedia. Bisa juga bumbu kacang diganti dengan bumbu kecap yang diperkaya dengan irisan tomat, cabe rawit dan bawang merah mentah secara kecil. Cari kecap daerah kegemaran anda.


Sate Tahu dan Sate Kentang

Tahu dan kentang dipotong dalam bentuk kotak secara kecil-kecil (2 cm), kemudian di goreng hingga matang. Setelah matang tambahkan bumbu di atas, dan tumis sampai wangi dan matang. Kemudian tusukkan tusuk sate baik ke tahu atau ke kentang masing-masing, atau dikombinasi tahu plus kentang, atau tahu, kentang dan jamur. Sajikan seperti di atas.


Sop Vegetarian

Setiap daerah di Indonesia mempunyai variasi memasak sop,ikuti saja cara anda masing-masing, namun sebagai tip, tambahkan jamur iris, tahu iris kotak kecil-kecil, atau plus dengan kulit tahu dan proteina ptong kecil (ikuti instruksi proteina), rebus dahulu kulit tahu atau proteina baru diiris tipis. Hidari pemakain vietsin , cukup diganti dengan sedikit gula bubuk, bubuk lada putih/ hita dan garam secukupnya. Ditambah tomat yang cukup pasti menyedapkan.


Fillet Saus Leci

Tahu atau daging sintentis secukupnya, 1 kaleng leci, tiriskan. Paprika hijau, merah, kuning dikombinasikan secukupnya, potong-potong atau iris tipis (boleh juga bentuk kotak-kotak 2 cm), bawang putih ulek halus secukupnya, bubuk merica putih atau hitam, tepung kaji (sagu), garam secukupnya.

Lumuri bawang putih ulek ke potongan tahu atau daging sintentis, tambahkan merica dan gara, kemudian diamkan kira-kira 10 menit. Lumuri sekali lagi dengan tepung sagu, kemudian goreng sehingga matang kecoklat-coklatan, angkat, tiriskan kemudian sisihkan.

Panaskan satu sendok makan minyak goring, masukkan paprika dan tumis setengah matang. Segera masukkan ¾ cangkir air matang, potongan tahu atau daging sintetis, leci, saus asem manis botolan merek apa saja, aduk rata di atas api keci hingga tercampur dengan rata. Tambahkan sedikit saos cabe botolan apa saja. Kalau ditumis dengan potongan nanas harus masuk terakhir dang langsung goreng tersebut diangkat. Tambahkan daun ketumbar segar sajian kalau ada.



Tum Tempe dan Pepes tahu jamur

Tempe secukupnya, labu siam dan kelapa secukupnya.

Bumbu : 3 Siung bawang merah, 1 siung bawang putih, 3 iris kunyit, 3 iris jahe, 3 iris lengkuas, 3 biji kemiri, 1 cabe merah besar, 3 cabe merah rawit ½ sendok makan ketumbar halus. Cara membuat : Tempe dipotong kotak dan dan digoreng setengah matang, labu siam diiris pangjang 5 cm lalu direbus, kelapa diparut halus. Tempe yang telah digoreng lalu diulek sampai hancur. Bumbu-bum,bu diulek sampai lembut lalu digoreng setengah matang: kelapa parut tempe , labu siam rebus, dan garam secukupnya ditambah kedalam gorengan tempe ulek ini, tumis sampai harum kemudian angkat dan pepes dengan daun pisang , kemudian dikukus sampai matang.

Dapaty diganti dengan tahu plus jamur)

Cabe rawit sebaiknya tidak dipotong, ditambah satu pepes satu cabe rawit.


Paha ayam goreng vegetarian plus sos ala shantigriya

Sediakan kembang (kulit) tahu secukupnya, rendam di dalam air panas sampai lunak, tiriskan. Kemudian tambahkan garam, merica, sdikit gula, minyak wijen secukupnya (beberapa tetes atau maximun satu sendok the), serai yang dikupas sampai bersih kemudian potong ujung batangnya sampai 4 batang, plus minyak goring. Cara membuat : Bentangkan kembang tahu tersebut di atas, taburo seluruh permukaannya dengan garam, merica, dsb, plus minyak wijen. Diamkan selama sekitar setengah jam agar bumbu meresap. Kemudian bagi adonan menjadi . ambil satu bagian adonan kembang tahu ini dan gulungkan di batang serai sampai padat sehingga menyerupai paha ayam. Kukus smpai matang selama 30 menit lagi. Panaskan minyak, goreng paha ayam sintetis ini sampai matang coklat, hidangkan sesudah itu. Adonan dapat diperbanyak sesuai dengan sajian.

Tambahkan sos tomat bistik (seperti yang telah diuraikan di atas) kalau ingin menambah variasi. Atau buat sos ala shatigriya seperti berikut :

Sos tomat botol secukupnya ditambah kecap manis setengah jumlah (ukuran, takaran) sos tomat, ditambah seperempat sos cabe botolan (sos lampung), aduk sampai rata, dan sajikan disamping paha ayam di atas.


Sate lilit nangka

Bahan : 1 ons kacang hijau yang sudah diproses ¼ nangka 1 buah (secukupnya) Bumbu ulek halus : 10 siung bawang merah, 5 siung bawang putih, 7 cm kunir, 7 7 cm kencur, jahe secukupnya, lengkuas secukupnya, cabe merah secukupnya, plus satu bungkus wangenan dan daun jeruk yang sudah diiris halus. Tambah sedikit tempeh bosok kalau tersedia.

Cara mengolah kacang hijau ; Kacang hijau direndam selama satu hari sampai mengembang, lalu diulek sampai halus. Campurkan bumbu : 1 Sendok ketumbar halus , 5 buah bawang putih, garam secukupnya, dan sedikit air. Adonan bahan dan bumbu yang sudah halus ini kemudian dibungkus dengan plastik atau daun pisang , atau daun jambu air ( terserah selera), kukus kira-kira setengah jam.

Cara mengolah bahan kelapa : Seperempat butir kelapa yang agak mud diparut.

Cara membuat : Nangka dipotong 8 bagian tanpa dikupas kulitnya, namun cuci dahulu kulit luar sampai bersih. Nangka yang dipotong-potong ini direbus setengah matang. Hati nangka dibuat sampai bersih. Kemudian ketiga bahan di atas yaitu, kacang hijau, kelapa dan nangka disatukan dan diulek menjadi satu adonan. Adonan ini diberi bumbu-bumbu ulek dikepal-kepal dalam bentuk bulat lonjong. Saat menggoreng tambahkan daun jeruk parut yang telah diiris halus plus gula merah secukupnya. Adonan yang telah berupa bulatan lonjong ini kemudian ditancap tusuk sate. Goreng setengah matang saja, kemudian panggang di atas arang sampai berwarna kecoklat-coklatan. Sekarang proses yang panjang ini telah siap untuk disajikan.


Paria (pare) isi

Buah paria secukupnya, daging sintetis atau tahu proteina, udang sintetis (kalau ada), 1 sendok makan tepung kanji (sagu), 2 batang daun bawang ( tepung maizena, 2 batang daun bawang, 2 sendok makan bawang goring, 1 sendok makan minyak bekas gorengan bwang goring, garam sedikit gula dan lada (merica).

Saus : 3 cabe merah buang biji direbus, 1 siung bawang putih, setengah sendok makan air jahe, sedikit gula, garam dan merica, cuka dan tepung kanji sedikit dilarutkan dangan air, minyak goreng sedikit.

Cara memasak : Paria atau pare ini dibuang kedua ujungnya, lalu iris bulat-bulat setebal satu setengah cm, buang bijinya. Ulek bahan-bahan di atas lalu pulungi (bentuk) bulat-bulat kira-kira ukuran lubang paria, lalu isikan ke dalam lubang pare ini, bagian atas pulungan ini agak menonjol keluar dari permukaan lubang pare. Kukus pare isi ini sampai masak, hidangkan dengan sambel atau sos cabe. Sebaiknya paria yang telah dipotong-potong di rendam air garanm untuk 15 menit baru diolah (untuk menghilangkan rasa pahitnya)



Tumisan ala shanty griya

Bahan : Pare (paria) potong bulat tipis, buang isinya, rendam 15 menit di air garam. Terung ungu potong kecil-kecil secukupnya, kecambah, tempe potong kecil-kecil, cabe merah dengan atau tanpa biji, cabe hijau dengan tanpa biji, cabe rawit secukupnya tapa diiris,bawang merah iris secukupnya, jahe diiris dan bawang putih iris secukupnya, 1 siung batang prei, sehelai daun kunyit kalau ada, 2 lembar daun jeruk apa saja, garam , gula sedikit, asam sidikit air 2 cangkir atau secukupnya. Aduk semua dan tumis sekaligus plus potongan tomat 1 buah diiris tipis-tipis. Setelah setengah matang tambahkan kecap manis dan marica secukupnya (sekedarnya saja) masak sampai matang dan harum.

Tumisan bentuk kedua, sama di atas namun komposisi terdiri dari tahu, jamur, paprika hijau dan labu siam plus kacang panjang iris 3 cm panjangnya. Cara mengolah sama di atas.

Tumisan bentuk ketiga : Tumisan pertama di atas ditambah santan kira-kira satu gelas (air diganti santan).


Gulai kentang / Paprika ala shanty griya

Bahan : Tahu cina secukupnya, kentang dan paprika hijau secukupnya, 4 cabe merah, 4 bawang merah, seruas kunyit, sehelai daun kunyit, daun jeruk 3 lembar, garam , santa gula secukupnya

Cara membuat : Tahu potong kotak-kotak, kentang belah miring menjadi empat, paprika potong kecil sekitar 3 cm, rebus semua bahan ini dengan air secukupnya plus sedikit garam, lalu troskan.

Bahan untuk bumbu kecuali daun kunyit digerus, masukan ke dalam santan didihkan lalu masukan semua bahan tersebut diatas, didihkan beberapa saat, plus beberapa biji kapulaga, sebatang kecil kayu manis, dan satu sendok the jintan. Godok hingga matang dan kuahnya agak kental . Cabe merah utuh tambahkan dua buah sewaktu dimasak

Tempe-tahu orek ala Shantigriya

Bahan : Tahu , tempe, dan kacang tanah plus kentang.

Bumbu : Tomat, cabe merah, bawang merah, bawang putih, jahe dan kemiri. Plus sedikit garam, gula, dan merica bubuk.

Cara membuat : Potong tahu, tempe dan kentang dalam bentuk irisan-irisan tipis 2 cm kemudian goreng dengan minyak sedikit. Kacang juga digoreng terpisah kemudian setelah matang diaduk menyatu dengan bahan-bahan di atas. Seluruh bumbu diulek, kemudian ditumis dengan bahan-bahan di atas smpai matang, tambahkan sesendok the margarine untuk pewangi ( menambah aroma)



Tahu dan Tempe ibu Ana

Bahan tahu dan tempe potong sedang, kemudian goreng setengah matang . Ulek bumbu yang sama dengan tempe orek di atas, kemudian dicampur dengan tahu dan tempe, dan dipanaskan lagi dengan sedikit minyak atau m,argarine.



Pepes tahu bumbu

Tahu cina yang sudah diolah seperti bubu ibu ana di atas. Kemudian di pepes dengan daun pisang . Tambahkan sebuah cabe rawit merah di tengah-tengah adonan. Kukus 15 menit, dan kemudian siap disantap.



Sambel goreng kentang

Potong-potongan kecil kentang, wortel dan buncis. Cara membuat : Tumis setengah matang potongan kentang, buncis dan wortel dengan campuran bumbu di atas, tambahkan sebiji pete yang diiris tipis untuk penyedap.


Cabe hijau kuah santan

Cabe hijau besar dipotong menjadi empat bagian. Pergunakan cabe hijau secukupnya, ditambah potongan tahu bentuk dadu ukuran 2 cm. Tumis kedua bahan ini kemudian campurkan santan secukupnya plus sedikit gula merah, iriskan bawang putih, merica dan garam sesuai kebutuhan. Masak sampai matang.


Tahu acar

Bahan mie vegetarian tanpa telor. Tahu, toge, timun, kol.

Bumbu: Kecap, cabe merah , bawang putih, bawang goring, kemiri, cuka.

Cara membuat : Rebus mie secukupnya, kemudian letakkan di bagian bawah wadah sajikan. Tambahakan diatasnya irisan tipis kol, timun, toge rebus dan irisan kecil tahu goring. Siramkan kuah kecap di atasnya.



Kuah Kecap

Rebus air untuk kuah secukupnya dengan ulekan bumbu kemiri, cabe merah, bawang putih, tambahkan tomat sedikit kalau diperlukan. Kemudian tambahkan kecap manis secukupnya. Tambahkan kuah ini ke atas bahan-bahan yang telah dipersiapkan, ditambah sedikit cuka, bawang goring. Akan lebih nikmat lagi kalau ditambah dengan kerupuk dan kacang goring. Jangan lupa garam secukupnya untuk kuah kecap ini. Sering juga ketupat lontong ikut ditambahkan sebagai pengganti nasi.


Gado-gado Slada

Bahan-bahan : Daun slada segar, kol segar, timun, toge rebus, tahu goreng setengah matang.

Bumbu ; Kacang tanah secukupnya, demikian juga gula merah, bawang putih, tomat plus sedikit mentega goring. Gorengan kacang tanah plus semua bumbu ini kemudian diulek halus dan direbus dengan air santan, jangan lupa garam dan gula merah secukupnya.

Cara penyajian ; Daun slada diatar melingkar di wadah penyajian , kemudian tambahakan di tengah-tengah wadah kol iris tipis-tipis, toge rebus, potongan tahu kecil-kecil. Siramkan kuah kacang ke atasnya, tambahkan sedikit bawang goreng dan sari jeruk nipis atau lemon, atau jeruk purut.



Goreng-Gorengan (Snack)

Sambosa

Bahan kulit pangsit, kentang, kacang polong (green peas), bawang merah, garam, lada, bumbu kare bubuk, minyak, plus kalau ada kismis, daun mint dan daun ketumbar (tersedia di supermarket besar , namun agak mahal)

Cara Membuat:

Kentang dipotong kecil-kecil sekali , kemudian ditumis dengan semua bahan di atas, plus bumbu-bumbunya, ditambah sedikit daun mint, daun ketumbah dan beberapa butir kismis setiap sembosanya.

Siapkan kulit pangsit yang berbentuk segi empat, isi tengahnya dengan tumisan di atas (setengah matang), kemudian lipat kulit pangsit ini membentuk segi tiga. Beri perekat yang terbuat dari kanji dan sedikit air kemudian tekan sisi-sisi sembosa ini dengan ujung garpu agar lebih kuat dayarekatnya. Buatlah sambosa ini secukupnya, kemudian digoreng dalam minyak panas sampai agak coklat warnanya. Sajikan sebagai snack. Dapat dimakan dengan sos tomat botolan, sambil dicocol.



Pangsit Jamur

Bahan : Kulit pangsit, jamur apa saja, bawang putih dan garam beserta merica.

Cara membuat ; Tumis setengah matang jamur dengan ulekan bawang putih, garam dan marica, kemudian letakkan adonan ini di bagain tengah kulit pangsit kemudian lipat segi tiga seperti sambosa, namun sisi kiri dan kanan yang runcing kemudian dilipat ulang ke bagian tengah, tambahkan perekat kanji kalau perlu. Goreng atau rebus pangsit ini. Dapat disajikan sebagai snack, sebagai tambahan pada mie, bihun dan kwetiauw kuah.



Pangsit goreng siram

Bahan: Pangsit goreng (lihat atas), sos tomat asem manis.

Sos tomat : Rebus air secukupnya, plus garam, sedikit gula, merica bubuk, ulekan jahe dan bawang putih secukupnya, rebus bersama irisan tipis wortel, cabe merah, dan jamur, boleh ditambah proteina iris tipis dan toge rebus.

Cara penyajian : Atur beberapa pangsit goreng di atas piring cekung, kemudian siramkan adonan kuah ini ke atasnya. Sedikit kanji cair dapat ditambah untuk mengentalkan kuah.


Pangsit Kuah

Godok air dengan satu suing bawang putih yang diiris tipis secara cukup, setelah mendidih tambahkan sedikit gula pasir,garam dan lada bubuk, boleh tambahakn bubuk kare dan sedikit irisan cabe merah tipis, sewaktu kuah sudah hampir siap, masukan pangsit mentah ke dalamnya kemudian sajikan di magkuk besar atau kecil sesuai ukuran sajian, tambahkan potongan kecil batang prei dan seledri. Dapat di makan dengan nasi di tambah sambal botolan.



Bakmi Goreng ala Shanti griya

Sediakan bakmi basah vegetarian, atau bakmi goreng kering yang sudah direbus secukupnya. Siapkan bumbu : Bawang putih iris tipis-tipis, demikian juga dengan cabe merah buang biji, jamur iris tipis, batang prei iris tipis, kecap manis, kecap asin, garam, lada dan sedikit air.

Cara membuat : Tumis seluruh bumbu dan sayuran kecuali irisan daun prei sampai setengah matang, kemudian masukkan mie secukupnya, aduk hingga rata, tambahkan sedikit irisan kol dan sawi hijau. Aduk sekali lagi sambil dibubuhi kecap manis dan kecap asin secukupnya, setelah hampir matang, tambahkan sesendok the margarine, taburkan irisan daun (batang) prei di atasnya dan langsung diangkat untuk disajikan. 9Jamur dapat diganti dengan proteina)

Kwetiau goreng dan Bihun goreng dibuat sama seperti diatas



Mie dan Bihun masak

Cari mie atau bihun instant vegetarian di supermarket. Untuk satu porsi, pertama rebus mie setngah matang dan buang airnya (tiriskan), lalu mie atau bihun digodok dengan bumbu yang tersedia dibungkusan plus, irisan cabe merah, jahe, bawang putih, tomat secukupnya. Tambahkan jamur atau proteina , sedikit irisan kol dan sawi serta toge. Jangan lupa menambah sedikit gula, garam dan lada bubuk. Untuk mie bihun pangsit, tambahakan pangsit rebus (lihat di atas)


Lumpia Goreng Jakarta

Bahan : Kulit lumpia, irisan bengkuang atau rebung bumbu, ulekan bawang putih, toge, prei dan seledri. Bumbu: kacang, atau bumbu pecel atau kecap asin plus cabe rawit.

Cara membuat : Gulung semua bahan diatas secara diris tipis-tipis, rekat dengan adonan kanji lalu digoreng. Setelah matang disajikan dengan bumbu kacang atau kecap asin.


Lumpia semarang

Bahan : Kulit lumpia, irisan rebung bumbu, bawang putih, toge.

Bumbu: Air, kanji, bawang putih, kecap manis, kecap asin.

Cara membuat : Gulung seua bahan dengan kulit lumpia, kemudian goreng sampai matang. Tambahkan sos kanji yang dibuat sebagai berikut : Air secukupnya dicampur ulekan bawang putih sedikit, kecap manis, lada dan sedikit garam, tambahkan air kanji agar mengental. Sewaktu menyajikan kuah kanji disiram ke atas lumpia yang sudah dipotong-dipotong, kemudian oleskan tambahan bawang putih ulek sedikit keatasnya. Sajikan dengan acar timun campur cabe rawit.



Doa Sebelum Memulai Memasak

Om Sarwam bhutam manggalam

Om Shri Paremeshwaram Manggalam

Om Shanti Shanti Shanti

Om Tat Sat



Doa Sebelum Bersantap

Sebelum bersantap sebaiknya keluarkan sedikit dari setiap makanan dan letakkan penuh rasa hormat dan ikhlas di taman , atau sesuatu tempat yang sacral sambil berdoa :

Om Sarwam bhutam manggalam

Om Sang Hyang Widhi wasa Saraham. Gachami

Atau

Om Sarwam bhutam manggalam

Om Shri Parabrahman Saranam Gachami.

Atau

Om Sarwam Bhutam Shuka Prtebhyah Swaha

Dengan demikian , sisa yang dimakan sudah berupa prasadham untuk yang menyantapnya. Demikian setiap hari memasak seandainya kita tidak lupa melakukan hal tesebut, maka Hyang Widhi Wasa akan senantiasa berkenan untuk melimpahkan wara nugrahanya kepada kita semua. Di Manawa Dharma Shastra, Hyang Manu bersabda : “ Barangsiapa makan untuk dirinya semata, maka yang dimakannya adalah dosa belaka” Juga harap diperhatikan untuk tidak makan sampai kenyak, agar kita terlatih dalam pengendalian diri kita. Makna ini sangat luas jangkuannya dan barmakna ganda dalam kehidupan kita sehari-hari.

Khusus bagi yang gemuk, minumlah air putih segelas untuk sebelum memulai makan pagi, siang dan malam anda, baru mulai bersantap. Mudah-mudahan berat badan anda akan segera berkurang tanpa pengaruh samping.

Doa Memulai Santapan

Om Ang Kang Kasolkaya Isana Ya Namah,

Swastiswastisarwadewa Bhuta Shuka,

Pradhana Purusha Sang Yoga Namah

Om Anugraha Amrtadi Sanjiwani ya namah Swaha



Doa Selesai Bersantap

Om Dirghayur Astu Awighnam Astu,

Subham Astu Om Sriyam Bhawantu

Sukham Bhawantu, Purnam Bhawantu

Ksama Sampurna Ya Nama Swaha

………

Sedikit tip tentang manfaat tumbuh-tumbuhan, termasuk sayur dan buah-buahan

Mungkin tidak banyak yang mengetaui bahwa kata sayur dalam bahasa Indonesia berasal dari kata Sansekerta ayur yang berarti tumbuh-tumbuhan yang menyehatkan atau yang bermanfaat bagi umat manusia. Ilmu mengenai kesehatan yang dihasilkan oleh berbagai tumbuh-tumbuhan ini sudah hadir ribuan tahun yang lalu di jazirah India dengan nama Ayur-veda. Mengagumkan sekali bagaimana para ahli kesehatan pada masa-masa tesebut dapat meneliti berbagai manfaat dari berbagai tumbuh-tumbahan yang hadir di berbagai berlahan bumi ini, di berbagai topografi dan iklan yang berbeda-beda. Warisan peninggalan Hidhu yang satu ini ternyata telah dimanfaatkan dengan baik oleh dunia Barat yang hadir dengan obat-obatan yang terkesan ‘ Maha –Canggih”. Namun karena hampir semua obat-obatan ini mengabaikan hukum alam, maka dunia barat pada saat ini mencoba kembali berpaling sekali lagi ke timur, dan kembali ke alam yang murni. Di sisi lain nenek moyang kita di Indonesia mandapatkan ayur weda secara gratis yang konon sering kita sebut-sebut sebagai jamu-jamu tradisional khas Indonesia, padahal semua itu adalah warisan agung dari tradisi veda kita.

Jutaan tahun sebelum manusia hadir di muka bumi ini , maka segala persaingan untuk kehadirannnya telah dipersiapkan oleh Yang Maha Esa melalui mekanisme alam semesta. Bumi terpilih sebagai lokasi yang ideal untuk mekanisme ala semesta. Bumi terpilih sebagai lokasi yang ideal untuk kehadiran berbagai tumbuh-tumbuhan, fauna-flora dan manusia serta makhluk-makhluk halus, bahkan para dewata senang hidup di mayapada ini. Di mulai dengan tumbuh-tumbuhan yang bersel satu sedikit demi sedikit pertumbuhan tanam-tanaman berevolusi ke wujud-wujud yang kita saksikan sekarang, baru kemudian hadir fauna, dan jutaan tahun kemudian hadir manusia dari suatu ekosistem yang saling menunjang, saling membutuhkan, agar kita semua lestari dalam kehadiran yang berkesinambungan, yang kita sebut dengan suatu kesatuan, kalau tidak pralaya mengintip setiap saat. Teknologi ala menakjubkan sangat, bayangkan setiap bentuk warna, dari suatu tumbuh-tumbuhan bermanfaat berbeda suatu dengan yang lainnya. Namun di luar itu berbagai cabang, ranting, akar, umbi-umbian dari sesuatu tanamanpun berbeda-beda manfaatnya. Diperlukakan masa tahunan untuk mempelajari semua dihadirkan oleh nenek moyang kita sendiri semenjak kurun waktu yang amat silam. Nenek moyang kita bahkan menyimbolkan berbagai buah-buahan sebagai persembahan yang sacral bagi para dewata. Dewinya para tetumbuhan ini malahan disebut Sri ( Yang Maha Agung), agar umat manusia mau mengikuti hokum alam dengan menyantap seluruh komponan , obat-obatan, gizi, protein, vitamin dsb dari alam itu sendiri. Untuk itu diberikan usus manusia yang panjang lebih dari 30 meter. Budaya asing ternyata merusak seluruh pemahaman itu , dan akibatnya kita dilanda berbagai wabah, suatu contoh : Nyamuk makin banyak dan mewabah dengan demam berdarah, karena prestor nyamuk, yaitu kodok rajin disantap manusia, dan banyak yang mati karena terkena racun pestisida. Yang Maha Esa menyediakan jambu klutuk merah untuk menyelamatkan mereka yang terkena wabah ini, temasuk putratunggal saya pribadi. Setiap jenis sayuran dan buah-buahan menurut mitologi cina juga mengandung racun dan manfaat kalu dikonsumsi secara berlebih-lebihan secara terus menerus. Itulah sebabnya kita harus mengkonsumsinya secara teratur tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit, kalu hai ini kita mengkonsumsi sayur lodeh dan nasi putih, maka besok kita ganti dengan nasi jagung dan tahu-tempe. Kalau hari ini kita mentantap mangga maka kita agar tidak coba kedondong yang amat bermanfaat untuk menggerus usus kita agar tida ada sel-sel kanker yang menempel di sana,. Tembakau kalau dikonsumsi secara benar akan menjadi obat penangkal sakit, kalau keterusan menjadi malapetaka.

Mohammad Harli, seorang sarjana Gizi masyarakat dan sumberdaya keluarga Institut Pertanian Bogor, pernah menulis bahwa alpukat sehat dan bermanfaat bagi penderita HIV / AIDS. Penelitian pribadi saya akan buah ini menunjukan bahwa sperma pria bertambah amat banyak dengan mengonsumsi juice alpukat. Ditambah kecambah dan toge mentah sebagai lalapan, maka mungkin menambah kesuburan para pria yang lemah spermatozoanya. Di pihak lain penelitian di kanada menunjukan bahwa mengkonsumsi sos tomat atau tomat masak mencegah penyakit prostat pada pria tua. Menurut penelitian di USA.Maka mengkonsumsi saus tomat 2 x perminggu dapat mengurangi perkembangan prostat sampai 3 x lipat. Namun ayur veda semenjak ribuan tahun yang lalu sudah mengarahkan manusia untuk mengkonsumsi berbagai buah-buhaan dan tanaman melalui Dewa Ganeshya yang gemar menyantap buah-buhan , melalui Dewi Sri yang bahagia menerima caruyu dalam bentuk tumbuh-tumbuhan, dsb. Setiap dewa-dewi memiliki tunggangan berbentuk hewan, yang menyiratkan bahwa hewan-hewan ini perlu diproteksi agar elemen dewa-dewi tersebut dapat tetap lestari, kalau hewan-hewan tersebut dipunahkan, hilang juga unsure-unsur penunjang elemen-elemen yang hadir di bumi ini. Ekosistem terganggu, dan para dewa di buanaalit (tubuh manusia) ini juga akan terpengaruh kesehatannya.

Saya pribadi tidak menganjurkan anda menjadi vegetarian, sayapun tidak menganjurkan anda menjadi pemakan bangkai hewan-hewan ini dan menyediakan perut anda sebagai kuburan bangkai hewan-hewan. Yang Maha Kuasa, dalam bentuk Krishnanya telah berulang-ulang menasehati kita untuk menyantap santapan yang bersifat satvik agar kita menjadi insane yang satvik. Kalau kita melanggar semua itu maka hukumnya (hokum alam semesta) akan bereaksi terhadap kita. Kalau kemudian kita menderita karennya, jangan sekali-kali lalu merengek-rengek kepadanya untuk disembuhkan, karena obat-obatan dan seluruh suplemen sudah beliau sediakan untuk kehadiran manusia semenjak jutaan tahun yang lalu. Sebenarnya Yang Maha Esa ingin membahagiakan kita di gunung maupun di hutan belukar, namun kita cendrung menyelakakan diri kita sendiri. Mungkin itu karma buruk kita sendiri, agar kita berevolusi ke bentuk-bentuk yang lebih rendah?



Manfaat berbagai tumbuh-tumbuhan

Selama 41 tahun saya hidup menderita dengan 62 bentuk alergi, cedera punggung (divonis lumpuh dalam lima tahun), ditakuti para dokter karena bisa-bisa saya mati mendadak karena salah diagnosa maupun salah salah obat, saya bahkan alergi dengan hampir semua obat-obatan yang diberikan kecuali jenis sulfa. Saya mempersiapkan kedatangan kematian saya dengan segala kebodohan yang saya miliki waktu itu (sekarang lebih bodoh lagi) Saya bahkan tiga kali mengalami operasi dengan sedikit harapan hidup dan berjanji untuk sakit daripada mengkonsumsi obat-obatan penenang maupun penghilang rasa skit. Pada ulang tahun yang 41, Yang Maha Esa hadir dalam wujud guru spritual saya, tepat pada hari ulang tahun saya, beliau memberikan hadiah terbesar di dalam kehidupan saya yang malang tersebut, yaitu kehidupan itu sendiri. Pada hari itu juga melalui mantra shakti beliau (guru kami), kami segera berubah menjadi vegetarian sampai saat ini, tidak ada lagi daging, ikan dan obat-obatan untuk saya. Sampai saat sehat tanpa rokok, alkohol maupun benda-benda termasuk lainnya. Berkat wara-nugraha-nya bahkan mampu mendorong darah sampai 105 kali secara terus menerus. Puji syukur saya kepada-nya, doa saya untuk kita semua Om Sarwam Bhutam Manggalam. Mari kita simak manfaat berbagai penunjang dan kelestarian kehidupan ini :

The New Science of Healing yang dikarang oleh Dr. Louis mengatakan bahwa akumulasi toksin (racun dalam tubuh kita adalah akar dari segala macam penyakit. Untuk membersihkandarah kita dari racun ini diperlukan jusbuah-buahan dan sayur-sayuran segar. Di bawah ini terdapat sebagian kecil petunjuk :

*

Alergi dapat berkurang kalau kita rajin-rajin mengkonsumsi jus jeruk, jus jeruk lemon, pepaya dan ketimun. Menurut ayur veda ketimun juga sangat baik untuk memperlancar buang air besar dan membersihkan usus, demikian juga dengan pepaya dan jeruk , namun yang asam-asam sebaiknya jangan terlalu banyak karena akan menimbulkan reaksi lambung yang kronis.
*

Jus apel , limau manis, wartel, gula bit dan bayam baik untuk anemia (gejala kurang darah), namun bayam yang berlebihan dapat menimbulkan kristal (kencing batu)
*

Amenorrhoera diobati dengan jus buah ara dan adas yang akan mengatur menstruasi.
*

Artrits dapat diobati dengan jus bawang putih, orange, labu pahit, margosa dan jeruk lemon.
*

Asma, dapat dikurangi dengan memperkuat daya tahan tubuh kita dengan mengkonsumsi jus orange manis, wortel, gula bit, bawang putih, bawang merah dan bayam
*

Cacingan, dapat diobati dengan jus labu pahit mentah.
*

Deman dapat dikurangi secara dratis dengan jus rebus air kacang hijau (4 gelas sehari , selama dua hari saja ) , demikian juga flu yang berat. Jus orange , anggur, apel dan wertel, bit sangat membantu mengurangi demam
*

Impotensi pada pria dapat diobati dengan baik melalui kenari, kacang mede, kacang tanah, kenari hijau, kacang polong. Khususnya madu dicampur kenari disimpan sebulan baru dikonsumsi 3 buah sehari akan membuat pria-pria kembali perkasa, tentunya ditambah yoga.
*

Kanker, dapat dikurangi ataupun disembuhkan melalui berbagai jenis daun-daunan, sayur-sayuran, dan buah-buahan segar, plus meditasi yang berkesinambungan.
*

Kerusakan mata, dapat dikurangi dengan jus wortel, bit mangga ddita mbah gerakan-gerakan yoga mata. Di India mata minus diobat dengan sari jeruk nipis selama berhari-hari (penulis sudah menjalaninya dengan baik)
*

Akar pepaya, kalau diseduh dapat mengobati ginjal, kandung kemih dan melancarkan air seni. Gerusan akar pepaya ditambah kapur sirih sedikit berguna sebagai obat luka, koreng, eksim dan gigitan binatang berbahaya.
*

Daun pepaya yang dimasak dan langsung dimakan memperkuat sekresi empedu baik juga untuk mulas-mulas, demam menahu, sebagai obat cacing kremi, dsb. Getah buah muda pepaya dipakai untuk industri papain. Dan sebagainya dan sebagainya.
*

Konon Mpu kuturan mampu berdialog dengan 100 jenis tumbuh-tumbuhan yang menceritakan khasiat masing-masing, semua hal ini bukanlah bohong belaka, kalau disimak dengan teliti, karena semua kisah dan wejangan para leluhur merupakan mutiara-mutiara kehidupan kita.



OM SARWAM BHUTAM MANGGALAM
http://shantigriya.tripod.com/kesehatan/masakan/resepmasakan.htm